BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar belakang
Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang
dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, peruabahan
tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak
segera diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress
(Bobak, 2004).Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi uterus melalui
sekresi kadar katekolamia dan kartisol yang menaikkan dan akibatnya
mempengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang
akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama
dapat mempengharuhi sverifikasi sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera
diatasi karena dapat menyebabkan kematian gania (Rosemary Mander, 2003).
Intervensi untuk
mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri selama persalinan yaitu intervensi
farmakologis nyeri non farmakologis perawat berperan besar dalam penanggulangan
nyeri non farmakologis, yang salah satunya dengan menggunakan teknik relaksasi
bernafas sesuai dengan teori Dick-Read dan Lamage bahwa nyeri persalinan yang
disebabkan oleh rasa nyeri, takut dan tegang dapat dikurangi / diredakan dengan
berbagai metode yaitu menaikkan pengetahuan ibu tentang hal-hal yang akan terjadi
pada suatu persalinan, menaikkan kepercayaan diri dan relaksasi pernafasan
(Bobak, 2004).
B.
Rumusan masalah
Berdasarkan
latar belakang maka di rumuskan masalah sebagai berikut : “bagaimana cara
mengurasi rasa nyeri dengan berbagi metode relaksasi”.
C.
Tujuan makalah
“untuk
mengetahui bagaimana cara mengurangi rasa nyeri dengan berbagai metode
relaksasi”.
D.
Manfaat makalah
Supaya makalah ini dapat berguna
bagi mahasiswi Akbid Aisyah yayasan mubarakah kab. Pangkep. dan dipergunakan
sebagaimana mestinya.
BAB 2
PEMBAHASAN
A.
Pengertian nyeri
Nyeri didefinisikan
sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui
bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International
Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan
emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan
jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya
kerusakan.
Nyeri
merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif
karena perasaan nyeri pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan
hanyaorang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang
dialaminya (Hidayat, 2006).
Nyeri persalinan merupakan pengalaman subjektif
tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus dilatasi dan
penipisan serviks serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologi
terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasa,
keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, 2008).
B.
Fisiologi nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang
berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai
reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya
terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut
juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor)
ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat
dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus),
somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya
yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Beberapa
faktor mempengaruhi nyeri pesalinan adalah:
1.
Faktor fisiologi nyeri
a.
Pembukaan dan penipisan serviks
b.
Segmen
bawah rahim tegang
c.
Ligamen
uterus meregang
d.
Periotonium tertarik
e.
Kandung kemih tertekan
f. Hipoksia
g.
Vagina tertekan
h.
Multi/primpara
2. Faktor
Psikologis
a. Ketakutan
b. Panik
c. Harga diri
rendah
d. Marah
pada bayi
e. Takut
hamil ganguan aktifitas seksual
3. Faktor persepsi dan toleransi terhadap nyeri
a. Intensitas
persalinan
b. Kematangan
serviks
c. Posisi
janin
d. Karakteristik
panggul
e. Kelelahan
(Regina, 2011)
Fisiologi Nyeri Persalinan
Beberapa teori telah menjelaskan mekanisme
nyeri:
a. Murray (1998) & Stabels (1999)
Rasa Nyeri yang dialami selama persalinan
memiliki dua jenis menurut sumbernya, Yaitu nyeri VISERAL dan nyeri SOMATIK.
Nyeri Viseral è Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks
dan iskemia uterus pada persalinan kala I. Kala I fase Laten lebih banyak
penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah
janin terjadi pada fase aktif dan transisi
( Winkjosastro, 2005).
Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari
bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke
paha. Ibu biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri
pada interval antar kontraksi (Cunningham, 2005; Jansen, 2004)
Nyeri SOMATIK è Nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan
kala II persalinan.
Nyeri disebabkan oleh :
- Peregangan
perineum, vulva
- Tekanan uteri
servikal saat kontraksi
- Penekanan
bagian terendah janin secara progresif pada fleksus lumboskral, kandung kemil,
usus dan struktur sensitif panggul yang lain (Bobak 2004)
b. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory)
Berdasarkan
teori ini serabut syaraf mentransmisikan rasa nyeri ke spinal cord, yang
hasilnya dapat dimodifikasi di tingkat spinal cord sebelum di transmisikan ke otak.
Sinap-sinap pada dorsal horn berlaku sebagai gate yang tertutup untuk menjaga
impuls sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan impuls naik ke
otak.
Teori Gate
Control menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari
uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kea rah uterus ke substansia
gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan
nyeri ke otak. Adanya stimulasi (seperti vibrasi, mengisok-gosok atau massage)
mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan
sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup gate di
substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat
pesan nyeri tersebut (Murray, 1998).
Mekanisme
secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada uterus
dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian awal menyatakan
nyeri disebabkan karena:
a. Penekanan
pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus.
b. Adanya
iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari
pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas
berlebihan dari saraf simpatis.
c. Adanya
proses peradangan pada otot uterus
d. Kontraksi
pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu
aktivitas berlebih dari system saraf simpatis.
e. Adanya
dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim.
Banyak data
yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena
dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan
dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase
persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala
satu terutama berasal dari uterus (Marjono, 1999).
C.
Penatalaksanaan
Nyeri Persalinan
Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat
yang paling tinggi diantara rasa nyeri yang lain seperti patah tulang atau
sakit gigi. Banyak perempuan yang belum siap memiliki anak karena membayangkan
rasa sakit yang akan dialami saat melahirkan nanti.
Berikut ini penatalaksanaan Nyeri persalinan:
1.
Metode Farmakologis
Berbagai
agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri. Biasanya untuk
menghilangkan nyeri digunakan analgesik, yang terbagi menjadi dua golongan
yaitu analgesik non narkotik dan analgesik narkotik, pilihan obat tergantung
dari rasa nyeri (Kee dan Hayes, 1997). Namun penggunaan obat sering menimbulkan
efek samping dan kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan
(Burroughs, 2001)
Penatalaksanaan farmakologis pada nyeri
persalinan meliputi analgesia yang menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan
anesthesia yang menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial maupun total
(Piliteri, 2003)
Berbagai pilihan pernatalaksanaan farmakologis
antara lain:
v Analgesia
narkotik (Mereperidine, Nalbuphine, Butorphanol, Morfin Sulfate Fentanyln)
v Analgesia
regional (Epidural, spinal dan kombinasinya)
v ILA ( Intra Thecal Labor Analgesia )
Tujuan utama tindakan ILA ( Intra Thecal Labor Analgesia ) ialah untuk menghilangkan nyeri
persalinan tanpa menyebabkan blok motorik, sakitnya hilang tapi mengedannya
bisa, yang dapat dicapai dengan menggunakan obat-obat anestesia
Keuntungan yang di perdapat dengan program ILA
a. Cepat dan memuaskan. Mula kerja cepat,
memberikan analgesia penuh, blok bilateral, serta ketinggian blok dapat diatur.
b. Keamanan. Dosis yang digunakan sangat kecil,
sehingga resiko toksisitas karena anestetik lokal, seperti total spinal, tidak
berarti atau tidak ada sama sekali.
c. Fleksibel. Pasien dalam fase laten
persalinan dapat diberikan fentanil atau sulfentanil intrathecal ( single shot
) dan dibiarkan bejalan-jalan. Pada multipara dengan pembukaan serviks diatas 8
cm dapat diberikan dosis tunggal petidin atau gabungan narkotik dan anestetik
lokal intrathecal untuk menghasilkan analgesia yang cepat dan penuh selama fase
aktif persalinan dan kelahiran.
v Anestesia local
(infiltrasi local dengan injeksi lidochaine pada perineum dan blok syaraf
pudendal)
v Anesthesia umum
(Thiopental intravena).
2. Metode
non farmakologi menurut lamaze
Metode Lamaze meyakini bahwa nyeri persalinan
merupakan respons bersyarat dimana ibu bersalin dapat dikondisikan untuk tidak
mengalami nyeri saat persalinan. Pada metode ini, ibu bersalin dianjurkan untuk
merelaksasikan semua otot selain uterus saat uterus berkontraksi. Ibu bersalin
juga diajarkan cara mengendalikan relaksasi otot dan pernapasan sebagai
mekanisme pengganti ibu berteriak dan kehilangan kontrol dirinya.
Abdominal Effleurage
Effleurage berasal dari
bahasa perancis yang berarti “Skimming the Surface” makna menurut bahasa
Indonesia artinya “Mengambil buih dipermukaan” (Kennet,1994).
Effleurage merupakan teknik pijatan dengan menggunakan
telapak jari tangan dengan pola gerakan melingkar dibeberapa bagian tubuh atau
usapan sepanjang punggung dan ekstremitas. Effleurage pada abdomen biasanya
digunakan dalam metode Lamaze untuk mengurangi nyeri pada persalinan normal
(Kennet, 1994). Effleurage merupakan salah satu metode non farmakologis untuk
mengurangi nyeri selama persalinan yang terdaftar dalam Summary of Pain Relief Measures During Labor, dimana pada kala I
fase latent (pembukaan 0-3 cm) dan fase aktif (pembukaan 4-7 cm) aktifitas yang
bias dilakukan oleh pasien persalinan adalah Effleurage (Reeder, 1992).
Menurut Frainere (1999) Effleurage merupakan aplikasi dari Gate Control Theory. Teknik-teknik yang dapat membantu mekanisme gerbang adalah stimulasi kulit, distraksi dan mengurangi kecemasan (Pilliteri, 1993). Peranan Effleurage digunakan untuk membantu ibu distraksi dan mengurangi nyeri (Cohen,1991).
Menurut Frainere (1999) Effleurage merupakan aplikasi dari Gate Control Theory. Teknik-teknik yang dapat membantu mekanisme gerbang adalah stimulasi kulit, distraksi dan mengurangi kecemasan (Pilliteri, 1993). Peranan Effleurage digunakan untuk membantu ibu distraksi dan mengurangi nyeri (Cohen,1991).
Beberapa pola teknik
Effleurage tersedia pemilihan pola pemijatan tergantung pada keinginan
masing-masing pemakai dan manfaatnya dalam memberikan kenyamanan (Cohen, 1991).
Pola teknik Effleurage yang bias dilakukan mengurangi nyeri persalinan akibat
kontraksi uterus adalah:
1) Menggunakan dua
tangan
Dengan kedua telapak jari-jari tangan lakukan usapan ringan, tegas dan
konstan dengan pola gerakan melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian
bawah diatas simphisis pubis, arahkan kesamping perut, terus ke fundus uteri
kemudian turun ke umbilicus dan kembali ke perut bagian bawah diatas simphisis
pubis (Pilliteri,1993), bentuk pola gerakannya seperti “Kupu-kupu”.
2) Menggunakan Dua
Tangan
Dengan menggunakan kedua telapak jari-jari tangan lakukan usapan ringan,
tegas, konstan dan lambat dengan membentuk pola “dua buah lingkaran kecil” yang
sejajar oleh masing-masing tangan diatas perut bagian bawah. Usapan tegas dan
konstan dengan stimulasi berkekuatan ringan sampai moderat (Cohen,1991).
3) Menggunakan satu
tangan
Dengan menggunakan ujung-ujung jari tangan lakukan usapan ringan, tegas,
konstan dan lambat dengan membentuk pola gerakan seperti angka “8 telentang”
diatas perut bagian bawah (Cohen, 1991).
4) Teknik yang bisa
dilakukan keluarga dan petugas
a. Melakukan usapan dengan menggunakan seluruh telapak
tangan pada lengan atau kaki dengan lembut.
b. Melakukan massage pada wajah dan dagu dengan
lambat.
c. Selama kontraksi berlangsung,lakukan usapan ringan
pada bahu dan punggung.
d. Melakukan gerakan membentuk pola 2 lingkaran dip
aha ibu bila tidak dapat dilakukan di abdomen.
PROSEDUR TINDAKAN
STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE
1) Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur
terlentang rileks dengan menggunakan satu atau dua bantal, kaki diregangkan 10
cm dengan kedua lutut fleksi dengan membentuk sudut 45 derajat.
2) Pada waktu timbulnya kontraksi:
- Kaji respon fisiologis dan respon psikososial
- Kaji dan tanakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan
skala nyeri.
3) Pada waktu timbul kontraksi berikutnya:
- Letakkan kedua telapak ujung-ujung jari tangan
diatas simphisis pubis
- Bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujung-ujung
jari tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan konstan ke samping abdomen,
mengelilingi samping abdomen menuju kea rah fundus uteri.
- Setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi
pelan-pelan usapkan kedua ujung-ujung jari tangan tersebut menuju perut bagian
bawah diatas simphisis pubis melalui umbilicus.
- Lakukan gerakan ini berulang-ulang selama ada
kontraksi.
4) Sesudah dilakukan perlakuan
- Kaji respon fisiologis dan psikologis ibu
- Tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan
skala nyeri.
Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control
Theory).
Yang dikemukakan oleh melzak dan wall, teori ini lebih komprehensip
dalam menjelaskan tramisi dan presepsi nyeri, nyeri tergantung dari kerja serta
saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis.
Rangsang pada serat saraf besar akan mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme
sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut
terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri.
Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui spinalis
serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat
kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatiosa dan membuka pintu
mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan
menghantarkan rangsangan nyeri.
v POSISI RELAKSASI
Memilih
posisi yang dianggap paling nyaman dengan mencoba sesantai mungkin. Bisa dalam
posisi duduk atau berbaring sambil memejamkan mata. (Morgan, 2007, Andriana,
2007).
(1)
Posisi berbaring terlentang
Beberapa
hal yang dapat membantu untuk menyamankan posisi berbaring terlentang
Gambar 2.1 Posisi Berbaring Terlentang
(2)
Posisi menyamping
Posisi
menyamping (lateral) terutama dipilih oleh ibu hamil saat menjalani persalinan
tahap akhir dan sering kali untuk mengeluarkan bayi mereka. Ini juga merupakan
posisi tidur bagi ibu yang sedang hamil.
Gambar 2.2
Posisi Menyamping
v Teknik Pernapasan
(a) Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara teratur di kelas ibu hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan dirasakan bahwa relaksasi datang lebih mudah dan lebih cepat setiap kali melakukannya. Setelah beberapa kali dilakukan, tubuh akan terbawa ke dalam keadaan relaksasi sebagai persiapan bagi upaya pendalaman selanjutnya.
(b) Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara perlahan, tenang, dan lama dari perut yang mengarahkan kembali fokus pada apa yang sedang terjadi di sekitar bayi dan membantu menghadapi setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan dibutuhkan selama persalinan untuk mengimbangi setiap kontraksi rahim. Saat berkontraksi, rahim akan terangkat.
(a) Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara teratur di kelas ibu hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan dirasakan bahwa relaksasi datang lebih mudah dan lebih cepat setiap kali melakukannya. Setelah beberapa kali dilakukan, tubuh akan terbawa ke dalam keadaan relaksasi sebagai persiapan bagi upaya pendalaman selanjutnya.
(b) Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara perlahan, tenang, dan lama dari perut yang mengarahkan kembali fokus pada apa yang sedang terjadi di sekitar bayi dan membantu menghadapi setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan dibutuhkan selama persalinan untuk mengimbangi setiap kontraksi rahim. Saat berkontraksi, rahim akan terangkat.
(c) Pernapasan
Persalinan digunakan saat mengembuskan bayi agar keluar pada fase persalinan.
Bernapas ini ditujukan untuk membantu Refleks Mendorong Alami (Natural
Expulsive Reflex/NER) dari tubuh untuk secara lembut menggerakkan bayi ke arah
luar.
Keuntungan Teknik Relaksasi Bernafas
a. Keuntungan Emosional
v Memberikan pengalaman positif tentang melahirkan pada ibu
v Mengurangi ketegangan dan ketakukan ibu pada saat persalinan.
v Berpartisipasi nyata dalam melahirkan anaknya
v Membantuk Tumbuhnya hubungan antara orang tua dan anak
v Membantu tumbuhnya hubungan antara ibu dan bapak
b. Keuntungan Fisiologis
v Dapat mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat-obatan dan dapat
mengurangi resiko terhadap bayi
v Mencegah terjadinya komplikasi seperti nyeri sampai dengan menurunnya
oksigen.
v Ibu dapat bekerja sama pada saat pemeriksaan
v Ibu tidak merasa lelah pada saat dan
sesudah melahirkan
BAB 3
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan adalah saat membahagiakan yang dinantikan oleh calon ibu
dan seluruh anggota keluarga, karena saat itulah mereka menyambut hadirnya
anggota keluarga baru. Tapi persalinan bisa juga menjadi “momok” bagi calon ibu
yang belum pernah menjalani proses ini sebelumnya ketika mendengar cerita dari
teman dan saudara yang sudah menjalani proses ini bahwa persalinan akan
diiringi oleh nyeri tak terperikan.
Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus
yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri
persalinan yang berat dan lama dapat mempengharuhi sverifikasi sirkulasi maupun
metabolisme yang harus segera diatasi karena dapat menyebabkan kematian gania (Rosemary
Mander, 2003).
B. Saran
Dengan adanya makalah
ini dapat menambah pengetahuan mengenai bagaimana cara pengurangan rasa nyeri
terhadap persalinan, dan berguna bagi pembaca makalah ini dan mahasiswi Akbid
Aisyah. Kami menyadari bahwa makalah kami penuh dengan kekurangan maka dari itu
kritik maupun saran dari pembaca makalah kami yang bersifat membangun demi
kesempurnaan makalah kami.
DAFTAR PUSTAKA
Priharjo, R (1993). Perawatan
Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta : EGC hal : 87.
Shone, N. (1995). Berhasil
Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan. Hlm : 76-80
Andreasz. George At All, 2002,
Buku AcuanNasional Pelayanan Neonatal Kesehatan Maternal, Cetakan ll
http://meladianmaulidah.blogspot.com.
Teknik - Teknik untuk Mengatasi Nyeri Persalinan. Diunduh tanggal 15
Oktober 2012
Yuliatun, Laily. 2008. Penangan
Nyeri Persalinan dengan Metode Non Farmakologi. Malang : Bayumedia
Publishing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar