Senin, 23 September 2013

nyeri persalinan

BAB 1
PENDAHULUAN

A.    Latar belakang
Rasa nyeri pada persalinan dalam hal ini adalah nyeri kontraksi uterus yang dapat mengakibatkan peningkatan aktivitas sistem saraf simpatis, peruabahan tekanan darah, denyut jantung, pernafasan dengan warna kulit dan apabila tidak segera diatasi maka akan meningkatkan rasa khawatir, tegang, takut dan stress (Bobak, 2004).Nyeri persalinan dapat mempengaruhi kontraksi uterus melalui sekresi kadar katekolamia dan kartisol yang menaikkan dan akibatnya mempengaruhi durasi persalinan. Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengharuhi sverifikasi sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera diatasi karena dapat menyebabkan kematian gania (Rosemary Mander, 2003).
Intervensi untuk mengurangi ketidaknyamanan atau nyeri selama persalinan yaitu intervensi farmakologis nyeri non farmakologis perawat berperan besar dalam penanggulangan nyeri non farmakologis, yang salah satunya dengan menggunakan teknik relaksasi bernafas sesuai dengan teori Dick-Read dan Lamage bahwa nyeri persalinan yang disebabkan oleh rasa nyeri, takut dan tegang dapat dikurangi / diredakan dengan berbagai metode yaitu menaikkan pengetahuan ibu tentang hal-hal yang akan terjadi pada suatu persalinan, menaikkan kepercayaan diri dan relaksasi pernafasan (Bobak, 2004).

B.     Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang maka di rumuskan masalah sebagai berikut : “bagaimana cara mengurasi rasa nyeri dengan berbagi metode relaksasi”.


C.    Tujuan makalah
“untuk mengetahui bagaimana cara mengurangi rasa nyeri dengan berbagai metode relaksasi”.

D.    Manfaat makalah
Supaya makalah ini dapat berguna bagi mahasiswi Akbid Aisyah yayasan mubarakah kab. Pangkep. dan dipergunakan sebagaimana mestinya.
























BAB 2
PEMBAHASAN

A.    Pengertian nyeri
Nyeri didefinisikan sebagai suatu keadaan yang mempengaruhi seseorang dan ekstensinya diketahui bila seseorang pernah mengalaminya (Tamsuri, 2007).
Menurut International Association for Study of Pain (IASP), nyeri adalah sensori subyektif dan emosional yang tidak menyenangkan yang didapat terkait dengan kerusakan jaringan aktual maupun potensial, atau menggambarkan kondisi terjadinya kerusakan.
Nyeri merupakan kondisi berupa perasaan tidak menyenangkan bersifat sangat subjektif karena perasaan nyeri pada setiap orang dalam hal skala atau tingkatannya, dan hanyaorang tersebutlah yang dapat menjelaskan atau mengevaluasi rasa nyeri yang dialaminya (Hidayat, 2006).
Nyeri  persalinan merupakan pengalaman subjektif tentang sensasi fisik yang terkait dengan kontraksi uterus dilatasi dan penipisan serviks serta penurunan janin selama persalinan. Respon fisiologi terhadap nyeri meliputi peningkatan tekanan darah, denyut nadi, pernafasa, keringat, diameter pupil, dan ketegangan otot (Arifin, 2008).

B.     Fisiologi nyeri
Reseptor nyeri adalah organ tubuh yang berfungsi untuk menerima rangsang nyeri. Organ tubuh yang berperan sebagai reseptor nyeri adalah ujung syaraf bebas dalam kulit yang berespon hanya terhadap stimulus kuat yang secara potensial merusak. Reseptor nyeri disebut juga nosireceptor, secara anatomis reseptor nyeri (nosireceptor) ada yang bermielien dan ada juga yang tidak bermielin dari syaraf perifer.
Berdasarkan letaknya, nosireseptor dapat dikelompokkan dalam beberapa bagaian tubuh yaitu pada kulit (Kutaneus), somatik dalam (deep somatic), dan pada daerah viseral, karena letaknya yang berbeda-beda inilah, nyeri yang timbul juga memiliki sensasi yang berbeda.
Beberapa faktor mempengaruhi nyeri pesalinan adalah:
1.      Faktor fisiologi nyeri
a.          Pembukaan dan penipisan serviks
b.          Segmen bawah rahim tegang
c.           Ligamen uterus meregang
d.          Periotonium tertarik
e.          Kandung kemih tertekan
f.     Hipoksia
g.         Vagina tertekan
h.          Multi/primpara
2.      Faktor Psikologis
a.       Ketakutan
b.      Panik
c.       Harga diri rendah
d.      Marah pada bayi
e.       Takut hamil ganguan aktifitas seksual

3.       Faktor persepsi dan toleransi terhadap nyeri
a.       Intensitas persalinan
b.      Kematangan serviks
c.       Posisi janin
d.      Karakteristik panggul
e.       Kelelahan (Regina, 2011)

Fisiologi Nyeri Persalinan
Beberapa teori telah menjelaskan mekanisme nyeri:
a. Murray (1998) & Stabels (1999)
Rasa Nyeri yang dialami selama persalinan memiliki dua jenis menurut sumbernya, Yaitu nyeri VISERAL dan nyeri SOMATIK.
Nyeri Viseral è Rasa nyeri yang dialami ibu karena perubahan serviks dan iskemia uterus pada persalinan kala I. Kala I fase Laten lebih banyak penipisan di serviks sedangkan pembukaan serviks dan penurunan daerah terendah janin terjadi pada fase aktif dan transisi
( Winkjosastro, 2005).
Ibu akan merasakan nyeri yang berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar ke daerah lumbar punggung dan menurun ke paha. Ibu biasanya mengalami nyeri hanya selama kontraksi dan bebas rasa nyeri pada interval antar kontraksi (Cunningham, 2005; Jansen, 2004)
Nyeri SOMATIK è Nyeri yang dialami ibu pada akhir kala I dan kala II persalinan.
Nyeri disebabkan oleh :
- Peregangan perineum, vulva
- Tekanan uteri servikal saat kontraksi
- Penekanan bagian terendah janin secara progresif pada fleksus lumboskral, kandung kemil, usus dan struktur sensitif panggul yang lain (Bobak 2004)

b. Teori Kontrol Gerbang (Gate Control Theory)
Berdasarkan teori ini serabut syaraf mentransmisikan rasa nyeri ke spinal cord, yang hasilnya dapat dimodifikasi di tingkat spinal cord sebelum di transmisikan ke otak. Sinap-sinap pada dorsal horn berlaku sebagai gate yang tertutup untuk menjaga impuls sebelum mencapai otak atau membuka untuk mengizinkan impuls naik ke otak.
Teori Gate Control menyatakan bahwa selama proses persalinan impuls nyeri berjalan dari uterus sepanjang serat-serat syaraf besar kea rah uterus ke substansia gelatinosa di dalam spinal kolumna, sel-sel transmisi memproyeksikan pesan nyeri ke otak. Adanya stimulasi (seperti vibrasi, mengisok-gosok atau massage) mengakibatkan pesan yang berlawanan yang lebih kuat, cepat dan berjalan sepanjang serat syaraf kecil. Pesan yang berlawanan ini menutup gate di substansi gelatinosa lalu memblokir pesan nyeri sehingga otak tidak mencatat pesan nyeri tersebut (Murray, 1998).
Mekanisme secara intrinsik pada nyeri persalinan kala I seluruhnya terjadi pada uterus dan adnexa selama kontraksi berlangsung. Beberapa penelitian awal menyatakan nyeri disebabkan karena:
a. Penekanan pada ujung-ujung saraf antara serabut otot dari korpus fundus uterus.
b. Adanya iskemik miomerium dan serviks karena kontraksi sebagai konsekuensi dari pengeluaran darah dari uterus atau karena adanya vasokontriksi akibat aktivitas berlebihan dari saraf simpatis.
c. Adanya proses peradangan pada otot uterus
d. Kontraksi pada serviks dan segmen bawah rahim menyebabkan rasa takut yang memacu aktivitas berlebih dari system saraf simpatis.
e. Adanya dilatasi dari serviks dan segmen bawah rahim.
Banyak data yang mendukung hipotesis nyeri persalinan kala I terutama disebabkan karena dilatasi serviks dan segmen bawah rahim oleh karena adanya dilatasi, peregangan dan kemungkinan robekan jaringan selama kontraksi. Rasa nyeri pada setiap fase persalinan dihantarkan oleh segmen syaraf yang berbeda-beda. Nyeri pada kala satu terutama berasal dari uterus (Marjono, 1999).

C.    Penatalaksanaan Nyeri Persalinan
Nyeri pada saat melahirkan memiliki derajat yang paling tinggi diantara rasa nyeri yang lain seperti patah tulang atau sakit gigi. Banyak perempuan yang belum siap memiliki anak karena membayangkan rasa sakit yang akan dialami saat melahirkan nanti.
Berikut ini penatalaksanaan Nyeri persalinan:
1.    Metode Farmakologis
Berbagai agen farmakologi digunakan sebagai manajemen nyeri. Biasanya untuk menghilangkan nyeri digunakan analgesik, yang terbagi menjadi dua golongan yaitu analgesik non narkotik dan analgesik narkotik, pilihan obat tergantung dari rasa nyeri (Kee dan Hayes, 1997). Namun penggunaan obat sering menimbulkan efek samping dan kadang obat tidak memiliki kekuatan efek yang diharapkan (Burroughs, 2001)
Penatalaksanaan farmakologis pada nyeri persalinan meliputi analgesia yang menurunkan dan mengurangi rasa nyeri dan anesthesia yang menghilangkan sensasi bagian tubuh baik parsial maupun total (Piliteri, 2003)
Berbagai pilihan pernatalaksanaan farmakologis antara lain:
v  Analgesia narkotik (Mereperidine, Nalbuphine, Butorphanol, Morfin Sulfate Fentanyln)
v  Analgesia regional (Epidural, spinal dan kombinasinya)
v  ILA ( Intra Thecal Labor Analgesia )
Tujuan utama tindakan ILA ( Intra Thecal Labor Analgesia ) ialah untuk menghilangkan nyeri persalinan tanpa menyebabkan blok motorik, sakitnya hilang tapi mengedannya bisa, yang dapat dicapai dengan menggunakan obat-obat anestesia
Keuntungan yang di perdapat dengan program ILA
a. Cepat dan memuaskan. Mula kerja cepat, memberikan analgesia penuh, blok bilateral, serta ketinggian blok dapat diatur.
b. Keamanan. Dosis yang digunakan sangat kecil, sehingga resiko toksisitas karena anestetik lokal, seperti total spinal, tidak berarti atau tidak ada sama sekali.
c. Fleksibel. Pasien dalam fase laten persalinan dapat diberikan fentanil atau sulfentanil intrathecal ( single shot ) dan dibiarkan bejalan-jalan. Pada multipara dengan pembukaan serviks diatas 8 cm dapat diberikan dosis tunggal petidin atau gabungan narkotik dan anestetik lokal intrathecal untuk menghasilkan analgesia yang cepat dan penuh selama fase aktif persalinan dan kelahiran.
v  Anestesia local (infiltrasi local dengan injeksi lidochaine pada perineum dan blok syaraf pudendal)
v  Anesthesia umum (Thiopental intravena).
2.    Metode non farmakologi menurut lamaze
Metode Lamaze meyakini bahwa nyeri persalinan merupakan respons bersyarat dimana ibu bersalin dapat dikondisikan untuk tidak mengalami nyeri saat persalinan. Pada metode ini, ibu bersalin dianjurkan untuk merelaksasikan semua otot selain uterus saat uterus berkontraksi. Ibu bersalin juga diajarkan cara mengendalikan relaksasi otot dan pernapasan sebagai mekanisme pengganti ibu berteriak dan kehilangan kontrol dirinya.
Abdominal Effleurage
Effleurage berasal dari bahasa perancis yang berarti “Skimming the Surface” makna menurut bahasa Indonesia artinya “Mengambil buih dipermukaan” (Kennet,1994).
Effleurage merupakan teknik pijatan dengan menggunakan telapak jari tangan dengan pola gerakan melingkar dibeberapa bagian tubuh atau usapan sepanjang punggung dan ekstremitas. Effleurage pada abdomen biasanya digunakan dalam metode Lamaze untuk mengurangi nyeri pada persalinan normal (Kennet, 1994). Effleurage merupakan salah satu metode non farmakologis untuk mengurangi nyeri selama persalinan yang terdaftar dalam Summary of Pain Relief Measures During Labor, dimana pada kala I fase latent (pembukaan 0-3 cm) dan fase aktif (pembukaan 4-7 cm) aktifitas yang bias dilakukan oleh pasien persalinan adalah Effleurage (Reeder, 1992).
Menurut Frainere (1999) Effleurage merupakan aplikasi dari Gate Control Theory. Teknik-teknik yang dapat membantu mekanisme gerbang adalah stimulasi kulit, distraksi dan mengurangi kecemasan (Pilliteri, 1993). Peranan Effleurage digunakan untuk membantu ibu distraksi dan mengurangi nyeri (Cohen,1991).
Beberapa pola teknik Effleurage tersedia pemilihan pola pemijatan tergantung pada keinginan masing-masing pemakai dan manfaatnya dalam memberikan kenyamanan (Cohen, 1991). Pola teknik Effleurage yang bias dilakukan mengurangi nyeri persalinan akibat kontraksi uterus adalah:

1) Menggunakan dua tangan
Dengan kedua telapak jari-jari tangan lakukan usapan ringan, tegas dan konstan dengan pola gerakan melingkari abdomen, dimulai dari abdomen bagian bawah diatas simphisis pubis, arahkan kesamping perut, terus ke fundus uteri kemudian turun ke umbilicus dan kembali ke perut bagian bawah diatas simphisis pubis (Pilliteri,1993), bentuk pola gerakannya seperti “Kupu-kupu”.
2) Menggunakan Dua Tangan
Dengan menggunakan kedua telapak jari-jari tangan lakukan usapan ringan, tegas, konstan dan lambat dengan membentuk pola “dua buah lingkaran kecil” yang sejajar oleh masing-masing tangan diatas perut bagian bawah. Usapan tegas dan konstan dengan stimulasi berkekuatan ringan sampai moderat (Cohen,1991).
3) Menggunakan satu tangan
Dengan menggunakan ujung-ujung jari tangan lakukan usapan ringan, tegas, konstan dan lambat dengan membentuk pola gerakan seperti angka “8 telentang” diatas perut bagian bawah (Cohen, 1991).

4) Teknik yang bisa dilakukan keluarga dan petugas
a. Melakukan usapan dengan menggunakan seluruh telapak tangan pada lengan atau kaki dengan lembut.
b. Melakukan massage pada wajah dan dagu dengan lambat.
c. Selama kontraksi berlangsung,lakukan usapan ringan pada bahu dan punggung.
d. Melakukan gerakan membentuk pola 2 lingkaran dip aha ibu bila tidak dapat dilakukan di abdomen.

PROSEDUR TINDAKAN STIMULASI KULIT DENGAN TEKNIK EFFLEURAGE
1) Atur posisi tidur ibu dengan posisi tidur terlentang rileks dengan menggunakan satu atau dua bantal, kaki diregangkan 10 cm dengan kedua lutut fleksi dengan membentuk sudut 45 derajat.
2) Pada waktu timbulnya kontraksi:
- Kaji respon fisiologis dan respon psikososial
- Kaji dan tanakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.
3) Pada waktu timbul kontraksi berikutnya:
- Letakkan kedua telapak ujung-ujung jari tangan diatas simphisis pubis
- Bersama inspirasi pelan, usapkan kedua ujung-ujung jari tangan dengan tekanan yang ringan, tegas dan konstan ke samping abdomen, mengelilingi samping abdomen menuju kea rah fundus uteri.
- Setelah sampai fundus uteri seiring dengan ekspirasi pelan-pelan usapkan kedua ujung-ujung jari tangan tersebut menuju perut bagian bawah diatas simphisis pubis melalui umbilicus.
- Lakukan gerakan ini berulang-ulang selama ada kontraksi.
4) Sesudah dilakukan perlakuan
- Kaji respon fisiologis dan psikologis ibu
- Tanyakan kualitas nyeri yang dirasakan berdasarkan skala nyeri.


Teori Pengendalian Gerbang (Gate Control Theory).
Yang dikemukakan oleh melzak dan wall, teori ini lebih komprehensip dalam menjelaskan tramisi dan presepsi nyeri, nyeri tergantung dari kerja serta saraf besar dan kecil yang keduanya berada dalam akar ganglion dorsalis. Rangsang pada serat saraf besar akan mengakibatkan tertutupnya pintu mekanisme sehingga aktivitas sel T terhambat dan menyebabkan hantaran rangsangan ikut terhambat. Rangsangan serat besar dapat langsung merangsang korteks serebri. Hasil persepsi ini akan dikembalikan ke dalam medulla spinalis melalui spinalis serat eferen dan reaksinya memengaruhi aktivitas sel T. Rangsangan pada serat kecil akan menghambat aktivitas substansia gelatiosa dan membuka pintu mekanisme, sehingga merangsang aktivitas sel T yang selanjutnya akan menghantarkan rangsangan nyeri.
v  POSISI RELAKSASI
Memilih posisi yang dianggap paling nyaman dengan mencoba sesantai mungkin. Bisa dalam posisi duduk atau berbaring sambil memejamkan mata. (Morgan, 2007, Andriana, 2007).

(1) Posisi berbaring terlentang
Beberapa hal yang dapat membantu untuk menyamankan posisi berbaring terlentang
Gambar 2.1 Posisi Berbaring Terlentang
(2) Posisi menyamping
Posisi menyamping (lateral) terutama dipilih oleh ibu hamil saat menjalani persalinan tahap akhir dan sering kali untuk mengeluarkan bayi mereka. Ini juga merupakan posisi tidur bagi ibu yang sedang hamil.
Gambar 2.2 Posisi Menyamping
v  Teknik Pernapasan
(a) Pernapasan tidur mudah dikuasai, dapat digunakan secara teratur di kelas ibu hamil dan sewaktu berlatih di rumah. Akan dirasakan bahwa relaksasi datang lebih mudah dan lebih cepat setiap kali melakukannya. Setelah beberapa kali dilakukan, tubuh akan terbawa ke dalam keadaan relaksasi sebagai persiapan bagi upaya pendalaman selanjutnya.
(b) Pernapasan lambat terdiri dari penghirupan udara secara perlahan, tenang, dan lama dari perut yang mengarahkan kembali fokus pada apa yang sedang terjadi di sekitar bayi dan membantu menghadapi setiap kontraksi rahim. Teknik ini akan dibutuhkan selama persalinan untuk mengimbangi setiap kontraksi rahim. Saat berkontraksi, rahim akan terangkat.
(c) Pernapasan Persalinan digunakan saat mengembuskan bayi agar keluar pada fase persalinan. Bernapas ini ditujukan untuk membantu Refleks Mendorong Alami (Natural Expulsive Reflex/NER) dari tubuh untuk secara lembut menggerakkan bayi ke arah luar.
Keuntungan Teknik Relaksasi Bernafas
a. Keuntungan Emosional
v  Memberikan pengalaman positif tentang melahirkan pada ibu
v  Mengurangi ketegangan dan ketakukan ibu pada saat persalinan.
v  Berpartisipasi nyata dalam melahirkan anaknya
v  Membantuk Tumbuhnya hubungan antara orang tua dan anak
v  Membantu tumbuhnya hubungan antara ibu dan bapak
b. Keuntungan Fisiologis
v  Dapat mengurangi rasa sakit tanpa menggunakan obat-obatan dan dapat mengurangi resiko terhadap bayi
v  Mencegah terjadinya komplikasi seperti nyeri sampai dengan menurunnya oksigen.
v  Ibu dapat bekerja sama pada saat pemeriksaan
v   Ibu tidak merasa lelah pada saat dan sesudah melahirkan



























BAB 3
PENUTUP
A.    Kesimpulan
Persalinan adalah saat membahagiakan yang dinantikan oleh calon ibu  dan seluruh anggota keluarga, karena saat itulah mereka menyambut hadirnya anggota keluarga baru. Tapi persalinan bisa juga menjadi “momok” bagi calon ibu yang belum pernah menjalani proses ini sebelumnya ketika mendengar cerita dari teman dan saudara yang sudah menjalani proses ini bahwa persalinan akan diiringi oleh nyeri tak terperikan.
Nyeri juga dapat menyebabkan aktivitas uterus yang tidak terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama. Adapun nyeri persalinan yang berat dan lama dapat mempengharuhi sverifikasi sirkulasi maupun metabolisme yang harus segera diatasi karena dapat menyebabkan kematian gania (Rosemary Mander, 2003).
B.     Saran
Dengan adanya makalah ini dapat menambah pengetahuan mengenai bagaimana cara pengurangan rasa nyeri terhadap persalinan, dan berguna bagi pembaca makalah ini dan mahasiswi Akbid Aisyah. Kami menyadari bahwa makalah kami penuh dengan kekurangan maka dari itu kritik maupun saran dari pembaca makalah kami yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah kami.











DAFTAR PUSTAKA

Priharjo, R (1993). Perawatan Nyeri, pemenuhan aktivitas istirahat. Jakarta : EGC hal : 87.
Shone, N. (1995). Berhasil Mengatasi Nyeri. Jakarta : Arcan. Hlm : 76-80
Andreasz. George At All, 2002, Buku AcuanNasional Pelayanan Neonatal Kesehatan Maternal, Cetakan ll
http://meladianmaulidah.blogspot.com. Teknik - Teknik untuk Mengatasi Nyeri Persalinan. Diunduh tanggal 15 Oktober 2012
Yuliatun, Laily. 2008. Penangan Nyeri Persalinan dengan Metode Non Farmakologi. Malang : Bayumedia Publishing


Tidak ada komentar:

Posting Komentar